REALITAS ITU ADALAH HASIL DARI KESEPAKATAN.

Setiap saat (detik, menit, jam, hari) kita selalu berinteraksi dengan yang namanya realitas, namun tahuka kita, apa sesungguhnnya realitas itu.? Sebagian besar dari kita, umumnnya, mungkin hanya mengalami realitas, ( ibaratnnya kita cuman numpang lewat dihadapan realitas doang) tanpa menyadari dan memikirkannya, akibatnnya, apa yang kita alami ataupun pengalaman yang kita peroleh tidak membawa kita pada sebuah pemahaman mengenai relaitas itu sendiri.
Sebaliknya sebagai pemerhati realitas, kita pun tidak pernah memahami dunia apa adannya, melainkan bergantung bagaimana kita adannya, atau bagaimana kita dikondisikan untuk melihatnnya.
Nenek moyang dan anak-anak zaman sekarang, mungkin sama-sama melihat pelangi, tetapi realitas yang ditangkap tidaklah sama, pelangi bagi Nenek moyang, konon merupakan tangga bagi bidadari yang turun ke bumi, akan tetapi bagi kita sekarang, pelangi hanyalah pembiasan cahaya oleh buti-butir air hujan,
Realitas yang kita pahami adalah realitas yang subjektif, suatu peta dari realitas objektif, saya bukanlah saya apa adannya, melaikan saya adalah apa yang saya percayai, dunia tidak lain adalah subjektifitas yang disepakati, dunia adalah presepsi kita yang juga dialami oleh orang lain, seandainnya semua manusia diciptakan buta, tentu saja kita semua akan sepakat bahwa dunia adalah gelap gulita, tidak ada realitas sebelum realitas itu dipresepsi. Kata John Wheeler, Alam semesta ini adalah alam semesta parsitipatif,
Oleh karena itu kita perlu dan segerah mengenali lebih baik tentang subjektifitas, agar kita tidak terjebak dalam perangkap subjektifitas itu sendiri, karena dengan memahami hakikat dari subjektifitas, maka kita dengan mudah dan bijak dalam menempatkan kata objektifitas.


Sumber : Ahmad Thoha Faz, 2005 TITIK BA.

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam.
      Maaf, saya baru lihat komentarnnya.
      Oke, langsung saja.
      Teori lebih dulu ada, kemudian baru muncul praktek.
      Tanpa teori, apa yg bisa di praktekkan,? Krna yg kita praktekan pada dasarnnya berawal dari teori yg kita buat..
      Teori itu tools untuk menuju praktek.
      Terima kasi telah berkunjung, buy the way, ini bahasan filsafat, maka jawaban dari saya tidak mesti dijadikan sebagai kebenaran jika kamu merasa berbeda pendapat

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer